PERCOBAAN VIII “UJI CEMARAN MIKROBA PADA MAKANAN DAN MINUMAN ”


PERCOBAANVIII
“UJI CEMARAN MIKROBA PADA MAKANAN DAN MINUMAN ”


OLEH
NAMA:FARMA
NIM:F-17073
KELAS:IB


AKADEMIFARMASISANDIKARSA
MAKASSAR
2018



BAB I
PENDAHULUAN
I.I        LATAR BELAKANG
            Zat gizi dan kelembaban merupakan beberapa faktor yang dapat mempengaruh pertumbuhan mikroorganisme dalam makanan. Semua mikroorganisme memerlukan zat gizi yang akan menyediakan energy(biasanya diperoleh dari substansi yang mengandung karbon), nitrogen,untuk mensintesis protein,vitamin dan zat gizi lain yang berkaitan denganfaktor pertumbuhan serta mineral (Pasalu,deviyanti,dkk.2010)
            Seharusnya makanan dan minuman yang kita konsumsi adalah makanan dan minuman yang bersih ,aman dan halal,namun bias saja karena ketidaktahanan, kelalaian atau kenakalan seseorang kita memperoleh makanan dan minumanyng tidak aman baik karena cemaran logam-logam berat (arsen dan merkuri) zat kimia berbahaya yang terlarut (pestisida,inteksida, dan residu detergen)maupun karena kandungan mikroba patogen yang dapat menjadi toksin bagi tubuh (Hardiansyah,H.2010)
            Dalam rangka melindungi konsumen pemerintah melaksanakan pengawasan terhadap penggunaan bahan tambahan pangan untuk menjamin makanan,mutu, dan gizi makanan. Setiap makanan olahan baik yang diproduksi didalam negeri atau yang dimasukkan ke wilayah Indonesia untuk diperdagangkan dalam kemasan eceran sebelum diedarkan wajib memiliki surat persetujuan pendaftaran (Saparinto,cahyo dan Dian hidayati.2012)



I.2     Maksud,Tujuan dan prinsip percobaan
I.2.1     Maksud percobaan
              Dapat membentuk landasan ilmiah dan informasi mengenai cemaran mikroorgansme pada makanan dan minuman
            I.2.2     Tujuan percobaan
            Mengetahui dan memahami informasi mengenai cemaran mikroba pada makanan dan minuman dengan melakukan uji pada beberapa sampel makanan dan minuman
            I.2.3     Prinsip percobaan
               Pengujian sampel bakso dan teh gelas dengan menggunakan teknik pengenceran bertingkat dan menginkubasi selama 1x24 jam pada suhu 37°C

                                               






BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.I       TEORI RINGKAS
           Ada beberapa ragam makanan dan minuman yang kita konsumsi sehari-hari tergantung ketersediaan dan kebiasaan minum kita, seperti air putih atau air mineral, kopi,the,susu,jus,aneka minuman dan aneka cita rasa(Hardiansyah,H.2010)
           Penyakit akibat makanan (food borre diseases) yang terjadi sebagian setelah mengkonsumsi pangan, umumnya disebut keracunn, pangan dapat menjadi beracun karena telah terkontaminasi oleh bakteri pangan yang kemudian dapat tumbuh dan berkembang biak sebagai penyimpanan, sehingga mampu memproduksi toksin yang dapat membahayakan manusia (Ekawati,Evy Ratnasari,dkk.2017)
              Bakteri E-coli sampai saat ini tetap menjadi perhatian oleh dinas kesehatan.bahkan beberapa lalu dibeberapa Negara dibenua eropa terjadi kasus yang luar biasa akibat tercemarnya sayuran dengan bakteri E-coli. Bakteri yang menyerang adalah yang berjenis ENTERHEMORRHAGIC E-COLI (EIEC) dimana kuman E-coli akan menyebabkan pendarahan dibagian organ pencernaan. Selain itu ada jenis lain menurut sifat viruslensinya,yaituENTROINVASIT E-COLI (EPEC) dan ENTEROAGREGATIF E-COLI (EAFC). (Deni,Ismail.2012)
              Air yang tidak masak dengan benar akan memungkinkan bakteri yang ada  dalam air tersebut untuk tetap hidup dan dapat menjadi sumber penularan penyakit ke setiap individu (Ismail,Dini.2012)

              Kontaminasi (contamination) atau adanya agent menular pada permukaan tubuh, pada atau dalam pakaian termasuk semua yang berkaitan dengan tempat tidur (beeding),mainan,alat-alat bedah atau baju operasi, maupun benda/zat mati termasuk air dan makanan (Nugroho,Cahyono,dkk.2010)
              Masyarakat Indonesia mempunyai kebiasaan memakan sayuran dalam bentuk lalapan untuk campuran makanan lain,Sayuran adalah salah satu bahan makanan yang merupakan sumber vitamin, mineral bagi tubuh manusia. Tetapi konsumsi sayuran mentah perlu hati-hati terutama jika dalam pencucian kurang baik sehingga memungkinkan masih terdapat telur cacing pada sayuran tersebut. Sebelum dimaakan sayuran dicuci, kemudian dimasak lebih dahulu agar bakteri dan parasit yang membahayakan kesehatan mati(Widjaja,Junus,dkk.2014)
              Bahaya biologi (mikroba)pada pangan perlu mendapat perhatian karena jenis bahaya ini yang sering menjadi agen penyebab kasus keracunan pangan.EscherichiaColi merupakan bakteri patogen yang sering menyebabkan keracunan pangan dan juga menjadi salah satu mikrobaindikator sanitasi. Sedangkan StaphylococcusAureus merupakan bakteri yang biasa menghuni hidung,mulut,ternggorokan,maupun kulit
              Minum jus dari buah sayur yang terpapar insektisida dan tormakin juga akan menjadi sumber toksin.Minuman manis dan berwarna bila dihasilkan dari pemanis dan pewarna yang tidak aman juga akan menjadi sumber toksin bagi tubuh (Hardiansyah,H.2010)
              Produk tanaman pangan seperti kacang-kacangan merupakan media yang baik bagi pertumbuhan mikroba,khususnya kapung (jamur/andawan).kapang yang mana umum mencari serealia dan kacang-kacangan adalah Aspergillus Havus dan A. Parasiticus yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia (Djoatas Titiek F. dan Siti Rahayu.2007)
              Konsumsi makanan olahan juga berkembang seiring dengan meningkatnya aktifitas masyarakat dan gaya hidup.Makanan olahan terutama dikota besar juga merupakan pilihan ditengah kesibukan masyarakat yang membutuhkan makanan instan karena gaya hidup yang serba cepat produk olahan instan seperti bakso dan dosis dapat membantu masyarakat untuk menghemat waku sekaligus memenuhi kebutuhan gizi harian (Dona,Cerli.2016)
              Mendapat makanan dan minuman yang memenuhi syarat kesehatan makan perlu diadakan pengwasan terhadap hygine dan sanitasi makanan dan minuman utamanya adalah usaha diperuntungan untuk umum seperti restoran,rumah makan ataupun pedagang kaki lima mengigat bahwa makanan dan minuman merupakan media yang potensial dalam penyebaran penyakit (Ratnawaty.2012)









II.2     Uraian Bahan
1. Alkohol (FI Edisi III hal.65)
Nama resmi             : AETHANOLUM
Nama lain               : Etanol,Alkohol
Pemerian                                 : Cairan tidak berwarna,jernih mudah menguap dan mudah bergerak, bau khas, rasa panas, mudah terbakar,dengan memberi nyala biru tidak berasap
                Kegunaan                : Antiseptik
                Rumus molekul       : C2H6O
                Penyimpanan           : Dalam wdah tertutup baik, terlindung dari cahaya, ditempat sejuk, jauh dari nyala api

2. Aquades (FI Edisi III hal.96)
    Nama resmi             : AQUA DESTILLATA
    Nama lain                : Air suling, aquadest
               Pemerian                  : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa
               Kegunaan                 : Pelarut
               Rumus molekul        : H2O
               Berat molekul           : 18,02
               Penyimpanan            : Dalam wadah tertutup baik
  II.3. Uraian Medium
1.   Medium NA (Nutrient Agar)
Komposisi NA:
Peptone 50, agar 15,0, sadium chlorida 5,0, lab-limco powder 1,0, yeast extrac 2,0 (tertulis dalam kemasan)

Medium NA (Nutrient Agar) merupakan suatu medium yang berbentuk padat, NA (Nutrient Agar) dibuat dari campuran ekstrak daging dan peptone dengan menggunakan agar sebagai pemadat, dalam hal ini media yang digunakan diproduksi oleh Oxoid.Ltd. Basingstoke, Hampstire, England, dengan merek OxolD. Kode cmooo3 (Rossita, Aqmarin septian, dkk.2015)

2.   Medium PW (Peptone Water)
Komposisi PW:
a.       Peptone             1,35 gram
b.      Aquadest          90 gram

3.   Medium PDA (Potato Dextrose Agar)
Komposisi PDA:
a.       Kentang            400 gram
b.      Dekstrosa          15 gram
c.       Agar-agar          15 gram
d.      Air suling          ml



  II.4. Uraian Sampel
1.      Bakso
Bakso adalah jenis bola daging giling dan tepung tapioka.Bahan yang terbuat dari bakso yaitu daging sapi, ikan, ayam, udang, dan kerbau kemudian rempah-rempah seperti bawang merah, bawang putih, dan garam.


2.      Teh Gelas
Produk minuman teh gelas merupakan minuman diseduh dari daun teh asli, gula asli, cairan yang berwarna coklat.Minuman teh gelas dengan persen AKG berdasarkan kebutuhan energi 2000 kkal, dan komposisinya yaitu air, gula, daun teh, dan pengawet makanan (Natrium benzoat dan Kalium sorbat).














                                       BAB III
                                METODE KERJA

III.I. Alat Dan Bahan Yang Akan Digunakan:
    III.I.I. Alat yang digunakan:
a.       Autoklaf
b.      Cawan petri
c.       Coloni counter
d.      Erlenmeyer
e.       Gelas ukur
f.       Inkubator
g.      Rak tabung
h.      Spoit 2,5 ml
i.        Tabung reaksi
j.        Timbangan


           III.I.2 Bahan yang digunakan:
a.       Alkohol 70%             (C2H6O)
b.      Aquadest                               (H2O)
c.       Aluminium foil
d.      Medium NA (Nutrient Agar)
e.       Medium PW (Peptone Water)
f.       Sampel Bakso
g.      Sampel Teh Gelas


  III.2. Cara Kerja
      III.2.1. Sterilisasi
a.       Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan (cwan petri, Erlenmeyer, dan tabung reaksi)
b.      Dimasukkan kedalam autoklaf
c.       Dilakukan sterilisasi menggunakan autoklaf pada suhu 121°C selama 15 menit pada tekanan 2 atm

III.2.2. Pembuatan Medium
1.      Medium NA
a.       Disiapkan alat dan bahan
b.      Ditimbang medium NA sebanyak 5,6 gram
c.       Dimasukkan kedalam erlenmeyer
d.      Ditambahkan aquadest sebanyak 200 ml
e.       Dipanaskan dan dihomogenkan
f.       Ditutup mulut erlenmeyer menggunakan aluminium foil

2.      Medium PW
a.       Disiapkan alat dan bahan
b.      Ditimbang medium PW sebanyak 1,5 gram
c.       Dimasukkan kedalam erlenmeyer
d.      Ditambahkan aquadest sebanyak 100 ml
e.       Dipanaskan dan dihomogenkan
f.       Ditutup mulut erlenmeyer menggunakan aluminium foil



III.2.3. Penyiapan sampel dan perlakuan
1.      Bakso
a.       Disiapkan alat dan bahan yang digunakan
b.      Ditimbang bakso dan digerus sampai halus
c.       Sampel yang telah digerus, dimasukkan kedalam botol pengencer atau pada masing-masing tabung reaksi dan cawan petri. Pada tabung reaksi sampel yang pertama kali dimasukkan kemudian medium PW nya dan pada cawan petri medium NA terlebih dahulu setelah itu sampel untuk pengenceran (10-1)
d.      Dikocok hingga homogen, dan spoit 1 ml untuk pengenceran (10-2), dikocok lagi hingga homogen
e.       Dari pengenceran (10-2), di spoit 1 ml dan dimasukkan kedalam masing-masing tabung reaksi dan cawan petri, dikocok hingga homogen (pengenceran 10-3)
f.       Dilakukan hal yang sama untuk pengenceran 10-4, 10-5, dan 10-6
g.      Dibuang pengenceran 10-1, 10-2, 10-3 dan untuk pengenceran 10-4, 10-5, dan 10-6 di inkubasi selama 1x24 jam pada suhu 37°C.











2.      Teh Gelas
a.       Disiapkan alat dan bahan yang digunakan
b.      Diambil 1 ml Teh gelas dan dimasukkan dalam botol pengencer atau pada masing-masing tabung reaksi dan cawan petri (10-1)
c.       Dari pengenceran (10-1), diambil 1 ml dengan spoit dan dimasukkan dalam tabung reaksi dan cawan petri, dihomogenkan (10-2)
d.      Dari pengenceran (10-2), diambil 1 ml dengan spoit dan dimasukkan kedalam botol pengencer atau kedalam masing-masing tabung reaksi dan cawan petri (10-3)
e.       Dilakukan hal yang sama untuk pengenceran 10-4, 10-5, dan 10-6
f.       Dibuang pengenceran 10-1, 10-2, 10-3 dan untuk pengenceran 10-4, 10-5, dan 10-6 di inkubasi selama 1x24 jam pada suhu 37°C


BAB IV
HASIL PENGAMATAN

IV.1. Tabel Hasil Pengamatan
a.       Cawan petri

LABORATORIUM BIOLOGI FARMASI
AKADEMI FARMASI SANDI KARSA
MAKASSAR

Keterangan:

Medium     : NA (Nutrient Agar)
Bakteri       : Escherichiacoli
Sampel      : Bakso
Jumlah koloni 10-4 : 40








Keterangan:

Medium     : NA (Nutrient Agar)
Bakteri       : Escherichiacoli
Sampel      : Bakso
Jumlah koloni 10-5 : 24











Keterangan:

Medium      : NA (Nutrient Agar)
Bakteri       : Escherichiacoli
Sampel       : Bakso
Jumlah koloni 10-6 : 16


Keterangan:
Medium      : NA (Nutrient Agar)
Bakteri        : Escherichiacoli
Sampel        : Teh gelas
Jumlah koloni 10-4 : 52









Keterangan:
Medium      : NA (Nutrient Agar)
Bakteri        : Escherichiacoli
Sampel        : Teh gelas
Jumlah koloni 10-5 : 47










Keterangan:
Medium      : NA (Nutrient Agar)
Bakteri        : Escherichiacoli
Sampel        : Teh gelas
Jumlah koloni 10-6 : 24





b.      Tabung Reaksi
LABORATORIUM BIOLOGI FARMASI
AKADEMI FARMASI SANDI KARSA
MAKASSAR












Keterangan:
Medium     : PW (Peptone Water)
Sampel      : Bakso
Pengencer : 10-4 : Positif
                   10-5 : Positif
                   10-6 : Positif











Keterangan:
Medium     : PW (Peptone Water)
Sampel      : Teh gelas
Pengencer : 10-4 : Positif
                    10-5 : Positif
                    10-6 : Positif

BAB V
PEMBAHASAN

           Ada beberapa ragam minuman yang kita konsumsi sehari-hari, tergantung ketersediaan dan kebiasaan minuman kita, seperti air putih, kopi, teh, susu, jus, aneka minuman dan aneka cita rasa.
           Seharusnya makanan dan minuman yang kita konsumsi adalah makanan dan minuman yang bersih, aman dan halal, namun bisa saja karena ketidaktahuan, kelalaian dan kenakalan seseorang, kita memperoleh makanan yang tidak aman, baik karena cemaran logam-logam berat (pestisida, insektisida, dan residu detergen) maupun karena kandungan mikroba patogen yang tidak menjadi toksin bagi tubuh.
           Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, pada cawan petri yaitu sampel bakso, yang mana dimasukkan medium kedalam cawan petri terlebih dahulu, dan setelah itu bakteri di inkubasi selama 2x24 jam  pada suhu 37°C dan data yang diperoleh yaitu jumlah koloni pada pengenceran 10-4 : 40 koloni, 10-5 : 24 koloni, dan 10-6: 16 koloni.
           Dan pada pengamatan Teh gelas menggunakan metode yang sama, yang mana hasil pengamatan yang diperoleh yaitu pada pada pengenceran 10-4 jumlah koloni bakteri yaitu 52 koloni, pada pengenceran 10-5 jumlah koloni bakteri yaitu 47 koloni, dan pada pengenceran 10-6 jumlah koloni bakteri yaitu 24 koloni.
           Pada pengamatan dengan metode tabung reaksi, menggunakan metode yang sama tetapi medium yang berbeda. Jika pada cawan petri menggunakan medium NA (Nutrient Agar) dan pada tabung reaksi menggunakan medium PW (Peptone Water)
.
           Hasil pengamatan yang diperoleh pada pengamatan bakso yaitu pada pengenceran 10-4, 10-5, dan 10-6 positif ada bakteri, karena bakso adalah jajan yang produknya tidak dalam kemasan jadi wajar jika terdapat bakteri karena mungkin saja akibat ketidaktahuan dan kelalaian dalam membuat.
           Dan pada pengamatan Teh gelas hasil yang diperoleh pada pengenceran 10-4, 10-5, dan 10-6 yaitu memiliki bakteri. Hal ini dapat dilihat bahwa sampel teh gelas pun bisa tercemar bakteri walaupun sudah dalam kemasan.
           Jadi dalam pengamatan ini, semua makanan mengandung cemaran mikroorganisme dan tidak layak untuk dikonsumsi.Cemaran ini dapat berasal dari lingkungan yang kurang bersih atau bahan yang digunakan dalam pembuatan makanan dan minuman tersebut telah tercemar oleh mikroorganisme.
           Adapun faktor-faktor kesalahan yang kemungkinan dapat terjadi, yaitu:
1.   Proses penimbangan sampel yang berlebihan
2.   Proses inokulasi atau pemidahan sampel dan medium yang kurang tepat.









                                     BAB VI
                                   PENUTUP

VI.1. Kesimpulan
Adanya mikroorganisme pada makanan dan minuman dapat merusak atau mengubah komposisi bahan makanan dan minuman tersebut. Kontaminasi dapat terjadi sejak pengolahan bahan baku, proses pembuatan, proses bahan dan peralatan yang digunakan. Dari hasil pengamatan yang diperoleh dapat diberikan kesimpulan bahwa sampel makanan dan minuman yaitu Bakso dan Teh gelas terdapat mikroba yang tekandung didalamnya.Adapun sampel Bakso ditumbuhi lebih sedikit mikroba daripada Teh gelas.Hal ini disebabkan karena Teh gelas mengandung pengawet makanan.

VI.2. Saran
           Saran saya sebagai praktikan yaitu sebaiknya alat-alat yang ada dilaboratorium dilengkapi agar praktikum dapat berjalan dengan baik.







DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI.1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Dirjen POM
Hardiansyah. 2011. Puasa Sambil Detoks. Jakarta: Erlangga
Ismael, Deni. 2012. Uji Bakteri Escherichia Coli Pada Minuman Susu Kedelai. Surakarta: Universitas Muhammadiyah
Nugroho, Cahyono. dkk. 2016. Identifikasi Kontaminasi Telur Nematoda Usus Pada Sayuran Kubis. Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan
Suparinto, Cahya. 2017. Bahan Tambahan Pangan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka













 

Komentar