PERCOBAAN VII “UJI SENSIVITAS MIKROORGANISME PADA INFUS TANAMAN HERBA”


PERCOBAAN VII
“UJI SENSIVITAS MIKROORGANISME PADA INFUS TANAMAN HERBA”


OLEH
NAMA              : FARMA
  NIM                :F-17073
 KELAS          : I B


AKADEMI FARMASI SANDI KARSA
MAKASSAR
2018









BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
     Mikroorganisme atau mikroba merupakan organisme hidup yang berukuran sangat kecil ( diameter kurang dari 0,1 ml ) dan hanya dapat    diamati dengan menggunakan mikroskop. Mikroorganisme ada yang tersusun atas satu sel             ( uniseluler) dan ada yang tersusun beberapa sel ( multiseluler). Organisme yang termasuk kedalam golongan mikroorganisme adalah bakteri,fungi,protozoa,alga,mikroskopis dan virus. ( padoli.2016).

infus adalah sediaan cair yang di buat dengan menyaring simplisia nabati dengan air pada suhu 90°c selama 15 menit yang berguna untuk menetralkan darah dan mematikan kuman dalam tubuh.

        Simplisia adalah bahan baku alamiah yang digunakan untuk membuat ramuan obat tradisiaonal yang belum mengalami pengolahan apapun kecuali proses pengeringan. (tim penyusun.2018)

Obat-obatan tradisional selain menggunakan bahan ramuan dari tumbuh-tumbuhan tertentu yang mudah di dapat di sekitar pekarangan rumah sendiri, juga tidak mengandung resiko yang membahayakan bagi pasien dan mudah dikerjakan (dibuat) oleh siapa saja dalam keadaan mendesak sekalipun                   ( thomas.A.N.S.1992)




1.2  maksud,tujuan dan prinsip percobaan
    1.2.1   maksud percobaan
                       Maksud dari percobaan ini adalah agar dapat mengetahui uji sensifitas tanaman obat terhadap mikroorganisme sebagai pengobatan tradisioanal

   1.2.2  tujuan percobaan
                       Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan memahami mekanisme kerja penghamabt infus dan tanaman obat dengan menggunakan teknik infusa

   1.2.3  prinsip percobaan
                      Adapun prinsip dari percobaan yaitu dibuat sediaan air dengan cara mengekstrak simplisia nabati dengan air pada suhu 90°c selama 10-15 menit . kemudian dilakukan pegujian terhadap bakteri staphylococcus yang di inokulasi kedalam medium NA ( nutrient agar ) dan di inkubasi selama 1 × 24 jam.









                                                           BAB II
                                             TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori Ringkas
               Sejak zaman dahalu sampai sekarang ,tumbuhan telah memberikan banyak  manfaat bagi kehidupan manusia, baik untuk keperluan sehari- hari,maupun sebagai obat. Selanjutanya capasso et al , 2003 memaparkan saat memasuki abad ke 20, kira-kira 100 tahun yang lalu, pabrik farmasi terlibat aktif dalam pengembangan ekstraksi, penelitian dan pemasaran senyawa aktif yang berasal dari tumbuhan obat. Saat hubungan antara struktur kimia dan aktifitas biogi di ketahui ilmu “empiris” mulai memberikan jalan pada desain obat yang “rasional”. (supriyatna,dkk.2015).
infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara mengekstrak simplisia nabati dengan air pada suhu 90°c selama 10-15 menit yang dihitung sejak air mendidih. Jika bahan yang digunakan untuk membuat dekok berasal dari bahan bertekstur keras, bahan yang digunakan  untuk infusa berasal dari bahan lunak (daun dan bunga),sperti daun kumis kucing, daun meniran,daun pegagan,bunga mawar,bunga melati, dan daun sambiloto (tim penyusun.2018)
       simplisia adalah bahan baku alami yang digunakan untuk membuat ramuan obat tradisional yang belum mengalami pengolahan apapu kecuali proses pengeringan. Di tinjau dari asalnya, simplisia digolongkan menjdi simplisia nabati dan simplisia hewani . simplisia hewani berasal dari hewan, baik yang masih utuh organ-organnya maupun zat-zat yang dikandungnya yang berguna sebagai obat dan berupa zat kimia murni. Simplisia nabati berasal dari tanaman, baik yang masih utuh bagian-bagiannya maupun zat-zat nabati yang dipisahkan dari tanamannya dan belum berupa zat kimia murni (said,ahmad.2005).

      teknik nfusa mempunyai beberapa keuntungan bila dibandingkan dengan teknik pembuatan ekstrak yaitu karena teknik infusa lebih mudah, lebih cepar, dan alat serta caranya sederhana. Sedangkan dalam pembuatan ekstrak,kandungan dari baan tumbuhan dan pelarut yang paling tepat untuk masing-masing kanungan harus diketahui lebih dahulu(tim penyusun.2018)

hal-hal yang harus diperhatikan untuk membuat sediaan infusa adalah:
1.      Jumlah simplisia
       Kecuali dinyatakan lain, infus yang mengandng bukan bahan  berkhasiat keras dibuat dengan menggunakan 10 % simplisia.

2.      Derajat halus simplisia
Yang digunakan untuk infus harus mempunyai derajat halus sebagai    berikut:
Serbuk (5/8)                    akar manis, daun kumis kucing, daun sirih,      
                                       daun senci
                       serbuk (8/10)               dringo,kelembak
                       serbuk  (10/22)                laos,akar valerian ,temulawak, jahe
                       serbuk  (22/60)               kulit kuni,akar ipeka, sekale komutum
                       serbuk( 85/120)              daun digitalis.
3.      Banyaknya ekstra air
             Umumnya untuk membuat sediaan infusa di perlikan penambahan air sebanyak 2 kali berat simplisia. Air ekstra ini perlu karena simplisia yang kita gyunakan pada umumnya dalam keadaan kering.


4.      Cara menyerkai
         Pada umumnya infusa diserkai selagi panas, kecuali infusa simplisia yang mengandung minyak aktsiri, di serkai setelah dingin.

5.      Penambahan bahan-bahan lain
         Pada pembuatan infus kulit kina ditambahkan asam sitrat 10% dari bobot bahan berkhasiat dan pada pembuatan infus simplisia yang mengandung glikosida antrakinon, ditambahkan natrium karbonat 10% dari bobot simplisia(timpenyusun.2018)

 Toksonomi dan norfologi jahe
            Jahe termasuk tanaman tahunan berbatang semu, dan bergerak tegak dengan ketinggian mencapai 0,75 m.

1.      Toksonomi
      Dalam sistematika ( toksonomi) tumbuhan, tanaman jahe diklasifikasikan sebagai berikut .

Divisi             : pteridophyta
Sub divisi     :  angiospermae
Kelas            :  monocotyledoneae
Ordo             : scitaminae
Famili          : zingiberaceae
Genus          : zingiber
Spesies       : zingiber officinalle rose
                                                                  (  Suprapti, lies.m.2003)




2.      Morfologi
          Secara morfologi, tanaman jahe terdiri atas akar, rimpang, batang, daun, dan bunga. Perkara tanaman jahe merupakan akar tunggal yang semain membesar seiring dengan umurnya, hingga mmbentuk rimpang serta tunas-tunas yang akan tumbuh menjadi tanaman baru.         (  Suprapti, lies.m.2003)
























11.2  uraian bahan
      1. air suling (f1 edisi iii hal 96)
          Nama resmi: AQUA DESTILLATA
 Nama lain: air suling, aquades
 Rumus molekul: H2O
Berat molekul :18,02
Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna,tidak     
  berbau, tidak mempunyai rasa
          Penyimpanan        : Dalam wadah tertutup baik
           Kegunaan             : sebagai pelarut
      2. alkohol (f1 edisi iii hal 65)
          Nama resmi          :AETHANOLUM
     Nama lain                  : alkohol
          Rumus molekul     : C2H6O
    Berat molekul :46,07
 Pemerian            :cairan tidak berwarna,jernih,mudah
 menguap,mudah bergerak, bau khas
rasa panas,mudah terbakar dengan
 nyala api biru yang tidak berasap
 Penyimpanan    : dalam tertutup rpat, ditempat sejuk,
terlindung dari cahaya dan jauh dari nyala
api
             Kegunaan                   : antiseptik
                        3.natrium karbokmetilselulosa ( f1 edisi iii hal 401)
                             Nama resmi           : NATRII CARBOXYMETHYCELULOSUM
                             Nama lain               : natrium karboksilmetilselulosa, Na cmc
Pemerian                : serbuk atau butiran putih atau putih
                                      gading, tidak brbau
                        Penyimpanan  : dalam wadah tertutup rapat
                             kegunaan               : pelarut
                       






BAB III
MTODE KERJA


III.I  Alat Dan Bahan
   III.I.I  Alat yang digunakan
a.      Autoklaf
b.      Batang pengaduk
c.       Cawan petri
d.      Corong
e.      Erlenmyer
f.        Gelas kimia
g.      Gelas ukur
h.      Inkubator
i.        Jangka sorong
j.        Kertas saring
k.       Penangas air
l.        Pinset
m.    Spoit
n.      Timbangan
  III.I.2 Bahan yang digunakan
a.         Air suling
b.         Aluminium foil
c.          Alkohol
d.         Auret
e.         Bakteri staphylococcus aureus
f.           Jahe ( zingiber officinalle rose)
g.         Medium NA ( Nutrient Agar)
h.         Na cmc
i.           Paper disk








III.2  Cara kerja
     III.2.I  cara kerja sterilisasi
a.      Disiapkan alat dan bahan yang digunakan
b.      Dicuci bersih alat yang akan disterilkan hingga terbebas dari segala kotoran
c.       d i keringkan dan dibungkus dengan kertas
d.      dimasukan alat kedalam oven selama  15 menit
e.      dikeluarkan alat dari oven
   III.2.2  Pembuatan medium NA
a.      disiapkan alat dan bahan
b.      di timbang mdium NA
c.       dilarutkan dengan aquades dengan erlnmeyer
d.      dipanaskan hingga homogen
e.      diberi  label
 III.2.3   pembuatan dan pengujian infusa
a.      disiapkan alat dan bahan
b.      ditimbang jahe masing-masing sebanyak 10 gram , 20gram dan 30  gram
c.       ditambahkan air masing-masing 100 lml kmudian dipanaskan hingga suhu 90°c selama 15 menit
d.      di saring ekstrak jahe, kemudian di beri label masing-masing 10%,20%, dan 30%
e.      diambil paperdisk yang telah di rendam, kedalam masing-masing  larutan selama 15 menit
f.        diambil paprdisk yang telah di rendam, di letakan di permukaan medium yang telah di inokulasi dengan bakteri staphylococcus aurus  diberi label sesuai dengan     sektor masing-masing sampel
g.      diinkubasi mdium selama 1×24 jam pada suhu 37°c
h.      dicatat hasil pngamatan
i.        diukur hambatan dengan jangka sorong       












                                        BAB IV
                           HASIL PENGAMATAN



LABORATORIUM BIOLOGI FARMASI
AKADEMI FARMASI SANDI KARSA
MAKASSAR

Keterangan:
1.       kontrol (+)
       terdapat hambatan
      diameter vertikal      : 1,0 cm2
diamaterhorizontal  : 1,0cm2
luar hambatan          : 0,785cm2
2.       konsentrasi (10%)
tidak terdapat hambatan
3.       konsentrasi (20%)
terdapat hambatan
diameter vertikal      : 1,0cm2
diameter horizontal : 1,0cm2
luar hambatan          : 0,785cm2
4.       konsentrasi (30%)
tidak terdapat hambatan
5.       kontrol (-)
tidak terdapat hambatan



















BAB V
PEMBAHASAN


Infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara mengekstrak simplisia nabati dengan air pada suhu 90°c selama 10-15 menit.

        Simplisia ialah bahan baku alami yang digunakan untuk membuat ramuan obat tradisioanl yang belum mengalami pengolahan apapun kecuali proses pengeringan. Ditinjau dari asalnya simplisia digolongkan menjadi simplisia nabati dan simplisia hewani.

       Pada percobaan  ini, digunakan simplisia nabati dengan sampel jahe untuk uji sensifitas tanaman obat terhadap mikroorganisme sebagai pengobatan tradisional adapun medium yang digunakan dalam percobaan ini adalah medium NA ( nutrient Agar) yang telah diinokulasikan dengan bakteri staphylococcus aureus .

       Pada percobaan ini,dibuat larutan ekstrak jahe dengan masing-masing konsentrasi 10%,20%,dan 30%. Untuk kontrol positif(+) digunakan alkohol sebagai antiseptik dan untuk kontrol negatif (-) digunakan larutan Na cmc murni.

      Kemudian masing-masing sampel dimasukan kedalam gelas kimia. Lalu direndam paperdisk kedalam masing-masin sampel selama 15 menit, setelah itu paperdisk di pindahkan kedalam medium yang telah diberi label sesuai sektor. Di inkubasi medium selama 1×24 jam pada suhu 37°c

      Dari hasil pengamatan telah diperoleh hasilpada uji sensifitas jahe dengan konsentras 10%, dan 30% tidak terdapat hambatan sedangkan pada konsentrasi 20% terdapat hambatan dengan luas hambatan 0.785 cm2. Pada pengamatan alkohol sebagai kontrol positif (+) terdapat hambatan dengan luas 0.785 cm2 dan pada Na cmc tidak terdapat hambatan

        Adapun kesalahan yang terjadi pada saat melakukan percobaan yaitu tidak meratanya bakteri  pada saat diinokulasi kedalam medium sehingga hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan harapan.

BAB VI
PENUTUP


VI.I Kesimpulan
            Dari beberapa hasil pengamatan diperoleh semakin tinggi  
      konsentrasi suatu sampel ,semakin kuat hambatannya .
            adapun dari hasil uji yang telah diamati , pada sampel jahe dengan konsentras 10% dan 30%  tidak terdapat hambatan sendangkan pada konsentrasi 20% terdapat hambatan dengan luas 0,785 cm2 .

VI. 2 Saran
   Diharapkan agar sebelum memulai praktikum, terlebih dahulu semua alat dan bahan dilengkapi agar praktikum dapat berjalan dengan efisien.



























                                               DAFTAR PUSTAKA


Departemen kesehatan RI. 1979. FARMAKOPE INDONESIA EDISI III . Jakarta : Dirjen POM.

Padoli. 2016. MIKRIBIOLOGI DAN PARASITOLOGI KEPERAWATA. Jakarta : pusat SDM kesehatan.

Siprapti, M. Lies. 2003. ANEKA AWETAN JAHE. Yogyakarta : kansius

Supriyatna, dkk. 2014 . FITOTERAPI SISTEM ORGAN. Yogyakarta : deeppublish publisher

Tim penyusun. 2018. MODUL PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI. Makassar : Akademi farmasi sandi karsa.


Komentar