PERCOBAAN V “ MORFOLOGI MIKROBA ”
PERCOBAANV
“ MORFOLOGI MIKROBA ”
OLEH
NAMA:FARMA
NIM:F-17073
KELAS:IB
AKADEMIFARMASISANDIKARSA
MAKASSAR
2018
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang
Mikrobiologi
secara umum dapat di artikan sebagai ilmu yang mempelajari tenrang makhluk
hidup yang kecil dan di kenal dengan istilah mikroorganisme ( micros artinya
kecil, bio artinya makhluk hidup, logos artinya ilmu pengetahuan ).
Mikroorganisme sering juga di sebut mikroba, mikrobia, jasad renik dan protista
( Djide m . natsi . 2008 ).
Jasad-jasad
renik yang demikian kecilnya itu tidak dapat di lihat dengan mata kita sendiri,
kita dapat melihatmelihatnya setelah kita mempergunakan alat untuk memperbesar
benda yang kita lihat bisa di kenal dengan nama mikroskop ( mikro dari micros
dan skop, melihat atau kita katakana alat untuk melihat jasad-jasad renik.
Tahun
1675, Antoniy van leewenhock, seorang pedagang kain dari deft, berusaha
mengembangkan alat kaca pembesar yang kemudian dikenal sebagai mikroskop. Waktu
itu secara tidak d sengaja ia melihat jasad renik dalam air, berbentuk bulat( Adam, Syamsunir.1992 ).
1.2
Maksud, Tujuan, dan Prinsip Percobaan
1.2.1
Maksud Percobaan
Untuk mengetahui dan memahami cara
pewarnaan mikroorganisme dengan metode
tertentu.
1.2.2 Tujuan Percobaan
Untuk melakukan pewarnaan gram, baik
pewarnaan positif maupun pewarnaan negatif pada bakteri dan jamur.
1.2.3 Prinsip percobaan
Prinsip dari percobaan ini adalah :
a. Pewarnaan
gram, di lakukan pewarnaan dengan mengunakan sampel bakteri dengan pewarnaan
kristal violet, lugol lodine, methlen blue, dengan tujuan untuk menentukan
warna bakteri gram negative dan positif dengan pengamatan di bawah mikroskop.
b. Pewarnaan
sederhana, yaitu dilakukan pewarnaan dengan menggunakan methylen blue, kemudian
menggunakan sampel bakteri, lalu di bilas dengan aquadest mengalir, lalu d
keringkan dan di amati pada mikroskop.
c. pengamatan
pertumbuhan dengan cawan petri, yaitu menggunakan 3 metode, yaitu metode gores,
metode sebar, dan metode tuang, lalu diinkubasi dalam inkubator selama 1x 24
jam pada suhu 37oc.
d. Pengamatan perubahan bakteri pada tabung
reaksi menggunakan media cai, agar tegak, dan agar miring, lalu diinkubasikan
bakteri di dalamnya dan diinkubasi selama 1x 24 jam pada suhu 37oc
pada incubator.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
II.I
Teori Ringkas
Mikrobiologi
berarti ilmu pengetahuan tentang makhluk hidup yang kecil atau jasad-jasad
renik. Istilah lain yang di gunakan selain makhluk hidup yang kecil atau renik
ialah mikroorganisme, mikroba, asal kata: micros kecil, ba bio, hidup. Protista
( jasad atau organisme yang serendah-rendahnya, hanya terdiri dari 1 sel. ( Adam Syamsunir. 1992 ).
Istilah bakteri sekarang banyak dipakai
untuk biokimia yang bersel satu.Banyak negara di dunia belum sepakat dalam
klasifikasi spesies bakteri.Demikian pula penggunaan istilah dalam mikrobiologi
dalam bahasa pergaulan sehari-hari di rumah sakit dan laboratorium dan di dalam
pembicaraan yang umum di pakai terminologi yang baru.Misalnya Bacillus di
gunakan untuk pengertian tiap kuman bentuk batang, tetapi dalam terminology
yang baru berarti kelompok khusus atau ganus kuman bentuk batang, tetapi dalam
terminologiyang baru berarti kelompok khusus atau ganus kuman bentuk batang.
Melihat dan mengamati bakteri dalam
keadaan hidup sangat sulit selain bakteri itu tidak berwarna juga transparan
dan sangat kecil. Untuk mengatasi hal tersebut maka d kembangkan suatu teknik
pewarnaan sel bakteri, ini merupakan suatu cara yang paling utama dalam
penelitian-penelitian dalam mikrobiologi.
A.
Bentuk Bakteri
Bentuk bakteri beraneka
macam yaitu hasil ( tongkat / batang ), coccus, spirilum. Bakteri kokus dibagi
menjadi monokokus,diplokokus, dan stapilokokus. Untuk bakteri bentuk spiteldum
hanya dibagi dua yaitu setengah melengkung. Bentuk ini merupakanbentuk dari
bakteri (Biomed, Yusmaniar M.dkk 2017 ).
Bentuk morfologi
bakteri dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu:
1.
Bentuk basil (Basillus)
Basil berbentuk seperti tongkatpendek, agak
silidris, bentuk basil meliputi sebagin besar bakteri.
2.
Bentuk Coccus ( Bulat )
Bentuk Coccus adalah bentuk bakteri seperti
bola-bola keci.Golongan tidak sebanyak basil.
Baik bentuk basil maupun bentuk coccus,
secara kelompok dapat berupa:
a.
Seperti rantai bergandeng panjang : Streotobasil atau streptococcus.
b.
Berdua-dua bergandengan : diplobasil atau
diplococcus.
Pada
bentuk coccus:
a.
Mengelompok berempat : tetracoccus
b.
Bergerombol seperti anggur : staphylococcus
3.
Bentuk spirit ( spiral)
Bentuk
spiril adalah bakteri yang berbentuk seperti spiral, atau panjang
berbengkok-bengkok. Golongan ini tidak banyak bila dibandingkan dengan basil.( Adam, Syamsunir. 1992 ).
B. Struktur tubuh
bakteri
Bakteri adalah bersel tunggal,
meskipun ia dapat berpasang-pasangan dan tiap sel hidup sendiri-sendiri.
Sel tersebut merupakan sitoplasma
yang Nampak berlindung tegas akan tetapiinti sel tidak jelas nampak. Bakteri
terlalu kecil untuk dapat mengantur inti sel, bila di bandingkan dengan
protozoa, kadang-kadang pada beberapa bakteri terlihat butir-butir kecil yang
menyebar di dalam sitoplasma.Adapula bakteri yang berbentuk batang dapat
dilihat dari kedua ujung dari sel terdapat titik yang agak besar.Akan tetapi
titik-titik ini bukanlah intisel.
C. Pewarnaan gram
Pewarnaan gram bertujuan untuk
mengidentifikasi bakteri dengan mudah.Pewarnaan gram untuk membedakan spesies
bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni gram positif dan gram
negatif.Berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka. Metode ini diberi
nama berdasarkan penemuanya, ilmu Demark Hans Christian Gram ( 1853-1958).
Prinsip dasar teknik pewarnaan bakteri adalah adanya ikatan ion antara komponen
seluler dari pewarnaan yang disebut kromogen.Terjadi ikatan ion karena adanya
muatan listrik baik pada komponen seluler maupun pada pewarnaan. Berdasarkan
asam dan pewarnaan basa ( Blomed,
Yusmaniar m.dkk 2017)
Pewarnaan gram didasarkan pada
tebal atau tipisnya lapisan pephidloglik di dinding sel dan banyak sedikitnya
lapisan lemak pada membrane sel bakteri.Bakteri gram positif memiliki dinding
sel yang tebal dan membran sel selapis, sedangkan bakteri gram negatef mempunyai
dinding sel tipis yang berada di antara dua lapis membran sel.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam pewarnaan gram adalah:
1. Fase yang paling kritis dari prosedur
di atas adalah tahap dekolorisasi yang mengakibatkan cv-iodine lapas dari sel
pemberian etanol jangan sampai berlebih yang akan menyebabkan
overdecolorization sehingga sel gram positif tampak seperti gram negatif.
2. Preparasi gram terbaik adalah
penggunaan kultur mudah yang tidak lebih lama dari 24 jam. Umur akan
berpengaruh pada kemampuan sel penyerap warna daari 24 jam ( Tim penyusun, 2018 ).
Morfologi Koloni Bakteri
1. Bentuk
Koloni bakteri dapat berbentuk bulat dengan berbagai ukuran
bulat yang sangat kecil.
2. Tepi
koloni
Sebagian
besar koloni bakteri mempunyai tepi rata (halus). Bentuk lain dari tepi koloni
adalah keriting, bergelombang, berlobus dan filamentous ( Muswarni ).
D. Morfologi koloni Bakteri
1. Pertumbuhan
pada cawan petri
Ciri-ciri yang perlu
diperhatikan adalah sebagai berikut:
a. Ukuran:
pinpoint ( punctiform (titik), smail (kecil), moderen (sedang) dan large
(besar)
b. Pigmentasi:
mikroorganisme kromogenetik seiring memproduksi pikmen intraseluler, beberapa
jenis lain memproduksi pigmen ekstraseluler yang dapat larut dalam media
c. bentuk:
cellular, raised, spindle,filamentous, rhizoid,flat,irregular, convex,dan
umbonate.
2. Pertumbuhan
media cair
Pada pertumbuhan
berdasarkan kebutuhan O2 : turbidly, pellicie aerob, ring mikroaero,
filik, dan sediment Unfermanaerob
3. Pertumbuhan
pada agar miring
Ciri-ciri koloni di
peroleh dengan menggoreskan jarum inoulum tegak dan lurus
4. Pertumbuhan
agar tegak
Cara penambahan adalah dengan
menentukan jarum inkulum neelle ke dalam media agar tegak ( Tim penyusun. 2018)
II. 2 Uraian Bahan
A.
Alkohol
( FI edisi III hal. 65 )
Nama resmi :
AETHANOLUM
Nama lain : Etanol,
Alkohol
Pemerian : Cairan
tidak berwarna, jernih, mudah menguap, mudah bergerak, bau khas, rasa panas, mudah terbakar, dengan nyala api biru yang tidak
berasap.
Rumus molekul : C2H6O
Berat molekul : 46,07
Penyimpanan : Dalam wadah
tertutup rapat, ditempat sejuk
terlindung
dari cahaya, dan jauh dari nyala api.
Kegunaan : Antiseptik
B.
Aquadest
( FI edisi III hal. 96 )
Nama resmi : AQUA
DESTILLATA
Nama lain : Air
suling, Aquadest
Pemerian : Cairan
jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa
Rumus molekul : H2O
Berat molekul : 18,02
Penyimpanan : Dalam wadah
tertutup baik
Kegunaan : Zat
tambahan (pelarut)
C.
Fuchsin
( FI edisi III hal. 676 )
Nama resmi : FULLCINE
Nama lain : Fucshin
Pemerian : Serbuk
warnah merah tua atau hablur berwarna hijau, mengkilap mirip logam
Kelarutan
: Larut dalam air, larutan berwarna ungu kemerahan tua
Besar molekul :
337, 86
Rumus molekul :
C2OH2ON3
Penyimpanan :
Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan :
Sebagai pewarnaan negatif
D.
Kristal
violet (FI edisi III hal 698 )
Nama resmi : KRISTAL
VIOLET
Nama lain : Kristal,
Gentien Violet
Pemerian : hablur
berwarna hijau tua
Kelarutan
: Sukar larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol( 90 % ) dan dalam
asam asetat glosial p. larutanya berwarna lembayang tua.
Penyimpanan :
Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Pewarnaan utama dalam
pewarnaan gram
E.
Logol
( FI edisi III hal 684 )
Nama resmi : IODUM
Nama lain : Iodum, lugol
Pemerian : Keping atau butiran berat
mengkilat seperti logam hitam
kelabu, bau khas
Kelarutan :
Larutan dalam kurang lebih 3.500 bagian air dan dalam 13 bagian etanol ( 95 % ) p, dalam
kurang lebih 4 bagian
korban disulfida p: dalam kloroforom p
Penyimpanan : Dalam
wadah tertutup baik
Kegunaan :
Menintensifkan warna utama (morden)
F.
Methylen
blue ( FI edisi III hal 301 )
Nama resmi : METHYLTHIONINI CHLORIDUM
Nama lain : Metiltionina klorida, baru
metilen
Pemerian : Serbuk
hablur mengkilat seperti logam atau kehijauan tua atau serbuk warna
coklat,hampir tidak berbau higroskopik
Berat molekul : 372,90
Kelarutan : Larut
dalam 40 bagian air dalam 110 bagian etanol (95 % ) p dan dalam 450 bagian
kloroform
Penyimpanan : Dalam
wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai
pewarna dalam pewarnaan sederhana
II.3 Uraian
Medium
A.
Medium
NA
Komposisi:
1.
Ekstrak
daging sapi 3 gram
2.
Pepton
5 gram
3.
Agar
15 gram
4.
Air
1000 ml
B.
Medium
PW
Komposisi:
1.
Peptone
water 10 gram
2.
Natrium
klorida 5 gram
3.
Air
1000 ml
NA ( Nutrient Agar adalah padatan yang dimaksudkan
untuk membuat media menjadi padat. Medium NA ( Nutrient Agar ) digunakan untuk
budidaya bakteri dan untuk pencegahan organisme dalam air (Roly 2009 )
Medium PW ( Peptone Water ) digunakan untuk
membudidaya non pemilih mikroorganisme, uji idol untuk digunakan sebagai besar
media untuk studi formentasi karbohidrat. Peptone air dalam medium pertumbuhan
minimum perumusan peptone air menggunakan budidaya non organisme ( RULY. 2009 ).
II.
4 Uraian Sampel
A. Escherichia coli
Kingdom : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Gumma
Proteobacteria
Ordo :
Enterobacteriales
Famili :
Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
Spesies : Escherichiacoli
Morfologi :
Bentuk batang pendek,
gemuk berukuran 2,4 Nm, 0,4 sampai 0,7 Nm bersifat graam negatif, mont dengan
flagella penhiikus, dan tidak berspora.
B.
Bacullus
Sp
Kingdom :
Bacteria
Devisi :
Prokariotae
Class :
Schizomyceles
Ordo :
Eubacterioles
Famili :
Baelaccae
Genus :
Bacillus
Spesies :
Bacullus Sp
Morfologi :
Bacullus
Sp merupakan bakteri berbentuk batang.
Tergolong bakteri gram positif metil
menghasilkan spora yang biasanya
resisten pada panas, bersifat aerob ( beberapa spesies bersifat anaerob
fakultatif dan oksidasi berfariasi (
Sumarsi.200)
BAB III
METODE KERJA
III.I Alat dan
Bahan yang digunakan
III.I.I
Alat yang digunakan
A.
Autoklaf
B.
Batang
pengaduk
C.
Bunsen
D.
Cawan
petri
E.
Coloni
cunter
F.
Corong
G.
Daek
glass
H.
Erlenmeyer
I.
Gelas
kimia
J.
Gelas
ukur
K.
Inkubator
L.
Kapas
M.
Kompor
N.
Inkubator
O.
Objek
P.
Ose
bulat
Q.
Ose
lurus
R.
Oven
S.
Rak
tabun
T.
Spoit(
1 ml, 3 ml, 10 ml, )
U.
Tabung
reaksi
V.
Timbangan
III.I.2 Bahan yang digunakan
A.
Alkohol
70 % ( C2H5OH )
B.
Aluminium
foil
C.
Aquadest
D.
Bakteri
Escherichia coli
E.
Bakteri
Bacillus Sp
F.
Medium
NA ( Nutrien Agar )
G.
Medium
PW ( Peptone Water )
H.
Pewarnaan
fulsin ( C2OH2ON3)
I.
Pewarnaan
Kristal violet
J.
Pewarnaan
lugol lodine
K.
Pewarnaan
methylen blue ( C16 H18 CL N3 S)
L.
Plastik
auret
III.2
Cara Kerja
A.
Pembuatan medium
1.
Pembuatan medium NA ( Nutrient Agar )
a.
Disiapkan alat dan bahan yang digunakan
b.
Ditimbang medium NA ( sebanyak 2,8 gram
)
c.
Dimasukkan kedalam Erlenmeyer dan
dilarutkan dengan aquadest sebanyak ml
d.
Dipanaskan dengan penangas air hingga
homogeny
e.
Dikeluarkan dan ditutup mulut erlenmeyer
dengan menggunakan aluminium foil.
2.
Pembuatan medium PW ( Peptone Water )
a.
Disiapkan alat dan bahan yang digunakan
b.
Ditimbang medium NA
c.
Dimasukkan kedalam Erlenmeyer dan
dilarutkan dengan aquadest sebanyak 30 ml
d.
Dipanaskan di atas penangas air hingga
homogeny
e.
Dikeluarkan dan ditutup mulut erlenmeyer
dengan menggunakan aluminium foil.
B.
Pertumbuhan bakteri pada tabung reaksi
1.
Disiapkan alat dan bahan yang digunakan
2.
Dimasukkan medium NA unntuk metode agar tegak dan miring dan medium PW untuk
metode agar cair kedalam tabung reaksi
3.
Diamkan medium NA hingga memadat
4.
Dimasukkan masing-masing sampel yaitu
bakteri Escherichia coli dan Bacillus Sp kedalam tabung reaksi pada
metode agar miring dan agar tegak dengan cara ditusuk menggunakan ose daan
metode media cair dengan cara disuspensi
sebanyak 0,1 ml.
5.
Ditutup
mulut tabung dengan menggunakan kapas
6.
Diinnkubasi
dalam inkubator selama 1 x 24 jam pada suhu 37oc
7.
Diamati
dan di foto hasil pengamatan
C.
Pembuatan
bakteri pada cawan petri
1.
Perlakuan
metode gores
a.
Disiapkan
alat dan bahan yang digunakan
b.
Dimasukkan
medium NA kedalam cawan petri sebanyak kurang lebih 10 ml
c.
Dipanaskan
ose menggunakan pembakar spiritus, kemudian dicelupkan pada masing-masing
bakteri
d.
Digores
medium secaraa zig-zag dari ujung ke ujung dengan ase bulat
e.
Dibungkus
cawan petri menggunakan plastik auret
f.
Diinkubsi
selama 1x24 jam pada suhu 37oc
pada inkubator
2.
Perlakuan
metode sebar
a.
Disiapkan
alat dan bahan yang digunakan
b.
Dimasukkan
medium NA kurang lebih 10 mlkedalam cawan petri
c.
Diseprotkan
medium menggunakan spoit dengan masing-masing
0,1 ml bakteri Escherichia coli dan Bacillus Sp secara
menyebar ke dalam cawan petri
d.
Dibungkus
cawan petri menggunakan plastik auret
e.
Diinkubasi
selama 1x24 jam pada suhu 37oc pada inkubator
f.
Diamati
pertumbuhann bakteri
3.
Perlakuan
metode tuang
a.
Disiapkan
alat dan bahan yang digunakan
b.
Dimasukkan
bakteri Escherichia coli dan Bacillus Sp pada masing-masing cawan
petri sebanyak 0,1 ml
c.
Dimasukkan
medium NA pada masing-masing cawan petri sebanyak kurang lebih 10 ml dan
dihomogenkan
d.
Dibungkus
mengunakan plastik auret
e.
Diinkubasi
selama 1x24 jam pada suhu 37oc
D.
Pewarnaan
sederhana
1.
Disiapkan
alat dan bahan yang digunakan
2.
Ditulis
nama bakteri pada sudut objek glass
3.
Dipindahkan
bakteri mengunakan ose bulat ke objek
glass dengan cara di oles
4.
Dikerinkan
olesan tersebut sambil difiksasi dengan
api bunsen
5.
Diteteskan
pewarna methylen blue pada sampel
6.
Disebarkan
pewarna methylen blue menggunakan objek glass sampai merata dan diamkan selamma
30 detik
7.
Dikeringkan
objek glass menggunakan tissue yang telah dibilas dengan aquadest mengalir
8.
Diamati dengan menggunakan mikroskop.
E.
Pewarnaan
gram
1.
Disiapkan
alat dan bahan yang digunakan
2.
Ditulis
nama bakteri pada sudut objek glass
3.
Dipindahkan
bakteri mengunakan ose bulat ke objek
glass dengan cara di oles dan difiksasi
4.
Teteskan
kristal violet sebagai pewarna utama pada preparat usahakan olesan terwarnai dan tunggu selama kurang lebih 1 menit
5.
Cuci dengan aquuadest mengalir
6.
Teteskan mordant ( lugol iodine ) lalu
tunggu kurang lebih 1
menit
7.
Cuci dengan aquuadest mengalir
8.
Beri larutan pemucat ( alkohol 96 % /
aseton ) setetes demi setetes hingga etanol yang jatuh berwarna jernih, Jangan
sampai terlalu banyak.
9.
Teteskan puchisin dan tunggu selama 45 detik
10. Cuci
dengan aquuadest mengalir
11. Keringkan
preparat dengann kertas tissue yang ditempelkan di sisi olesan ( jangan sampai
merusak olesan ) lalu biarkan mongering di udara.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
IV. I
Pertumbuhan pada agar miring
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
AKADEMI FARMASI SANDI KARSA
MAKASSAR
|
|
|
Keterangan :
Medium :
NA ( Nutrient Agar )
Metode :
Agar miring
Sampel :
EscherichiaColi
Bentuk :
Fakultatif anaerob
|
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
AKADEMI FARMASI SANDI KARSA
MAKASSAR
|
|
|
Keterangan :
Medium :
NA ( Nutrient Agar )
Metode :
Agar miring
Sampel :
Bacillus Sp
Bentuk :
Anaerob
|
IV. 2 Pertumbuhan pada agar tegak
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
AKADEMI FARMASI SANDI KARSA
MAKASSAR
|
|
|
Keterangan :
Medium :
NA ( Nutrient Agar )
Metode :
Agar tegak
Sampel :
EscherichiaColi
Bentuk :
Papilliate
|
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
AKADEMI FARMASI SANDI KARSA
MAKASSAR
|
|
|
Keterangan :
Medium :
NA ( Nutrient Agar )
Metode :
Agar tegak
Sampel :
Bacillus Sp
Bentuk :
Papilliate
|
IV. 3 Pertumbuhan pada media cair
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
AKADEMI FARMASI SANDI KARSA
MAKASSAR
|
|
|
Keterangan :
Medium :
PW ( peptone Water )
Metode :
Agar cair
Sampel :
EscherichiaColi
Bentuk :
Ring mikroarofilik
|
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FARMASI
AKADEMI FARMASI SANDI KARSA
MAKASSAR
|
|
|
Keterangan :
Medium :
PW ( peptone Water )
Metode :
Agar cair
Sampel :
Bacillus Sp
Bentuk :
Sediment anaerob
|
IV. 4 Pertumbuhan pada agar tegak
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FARMASI
AKADEMI FARMASI SANDI KARSA
MAKASSAR
|
|
|
Keterangan :
Medium
: NA ( Nutrient Agar )
Metode
: Sebar
Sampel
: EscherichiaColi
Jumlah koloni : 24
Bentuk
: Irregular
|
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FARMASI
AKADEMI FARMASI SANDI KARSA
MAKASSAR
|
|
|
Keterangan :
Medium
: NA (Nutrient Agar)
Metode
: Sebar
Sampel
: Bacillus Sp
Jumlah koloni
: 71
Bentuk
: Spindle
|
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FARMASI
AKADEMI FARMASI SANDI KARSA
MAKASSAR
|
|
|
Keterangan :
Medium
: NA ( Nutrient Agar )
Metode
: Gores
Sampel
: EscherichiaColi
Jumlah koloni : 19
Bentuk
: Spindle
|
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FARMASI
AKADEMI FARMASI SANDI KARSA
MAKASSAR
|
|
|
Keterangan :
Medium
: NA (Nutrient Agar)
Metode
: Sebar
Sampel
: Bacillus Sp
Jumlah koloni
: 17
Bentuk
: Irregular
|
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FARMASI
AKADEMI FARMASI SANDI KARSA
MAKASSAR
|
|
|
Keterangan :
Medium
: NA ( Nutrient Agar )
Metode
: Tuang
Sampel
: EscherichiaColi
Jumlah koloni : 204
Bentuk
: Raised
|
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FARMASI
AKADEMI FARMASI SANDI KARSA
MAKASSAR
|
|
|
Keterangan :
Medium
: NA (Nutrient Agar)
Metode
: Tuang
Sampel
: Bacillus Sp
Jumlah koloni
: 156
Bentuk
: Sircular
|
IV. 5 Pewarnaan Sederhana
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
AKADEMI FARMASI SANDI KARSA
MAKASSAR
|
|
|
Keterangan :
Medium :
Pewarnaan sederhana
Sampel :
EscherichiaColi
Bentuk :
Streptococus ( bulat )
Warna :
Biru
|
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FARMASI
AKADEMI FARMASI SANDI KARSA
MAKASSAR
|
|
|
Keterangan :
Medium :
Pewarnaan sederhana
Sampel :
Bacillus Sp
Bentuk :
Memanjang ( benang ) atau hedical
Warna :
Biru
|
IV. 6 Pewarnaan Gram
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FARMASI
AKADEMI FARMASI SANDI KARSA
MAKASSAR
|
|
|
Keterangan :
Medium :
Pewarnaan gram
Sampel :
EscherichiaColi
Bentuk :
Sel tipis
Warna :
Hitam
|
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
AKADEMI FARMASI SANDI KARSA
MAKASSAR
|
|
|
Keterangan :
Medium :
Pewarnaan gram
Sampel :
Bacillus Sp
Bentuk :
Memanjang
Warna :
Hitam
|
BAB V
PEMBAHASAN
Morfologi
mikroorganisme merupakan ilmu yang mempelajari
tentang bentuk-bentuk, ciri-ciri, sifat, karakteristik suatu mikroorganisme.
Pada
perconbaan ini, yang ingin diamati yaitu
: bentuk koloni bakteri dengan cara
penanaman pada cawann petri, penanaman pada agar tegak, agar miring, daan
media cair, mengamati bentuk
bakteri dengan pewarnaan sederhana dan pewarnaan gram. Adapun medium yang
digunakan pada percobaan ini adalah medium NA (Nutrient Agar) dan PW (Peptone
Water).Sampel yang digunakan adalah
bakteri Escherichiacoli dan Basillus Sp.
Pengamatan
pertumbuhan bakteri pada cawan petri menggunakan 3 metode, yaitu metode tuang,
bentuk koloni bakteri Escherichiacoli
yang terdapat pada cawan petri adalah sircular dengan ukuran kecil dan
permukaan bentuk entire atau bentuk
bulat dan berbintik-bintik berwarna putih keruh. Sedangkan bentuk koloni
bakteri Bacillus Sp adalah berbentuk sircular dengan ukuran kecil dan
warna agak putih keruh. Pada metode sebar, bentuk koloni bakteri Escherichiacoli
yang terdapat pada cawan petriadalah irregular dengan ukuran besar dan panjang berwarna putih keruh. Sedangkan pada
bakteri Basillus Sp berbentuk umbonate dengan ukuran besar dan panjang
berwarna putih keruh. Sedangkan pada metode gores, bentuk koloni bakteri Escherichiacoli
beerbentuk irregular dengan ukuran
sedang dan permukaan seperti serrate atau memanjang berwarna putih sedangkan
bentuk koloni bakteri Basillus Sp
yaitu berbentuk convex dengan
ukuran besar atau memanjang berwarna putih.
Pengamatan
pertumbuhann bakteri pada tabung reaksi menggunakan 3 metode, yaitu agar
miring, agar tegak, dan media cair. Pada agar miring, bentuk koloni Escherichiacoli
adalah berbentuk fakultatifanaerob
atau tumbuh menyebar, sedangkan bentuk Basillus
Sp adalah berbentuk anaerob atau tumbuh
dibawah tabung reaksi. Pada agar tegak, bentuk bakteri Escherichiacoli
adalah berbentuk papillate atau memanjang dan bentuk bakteriBasillus Sp juga berbentuk papillate. Pada media cair, bentuk koloni
bakteri Escherichiacoli adalah ring mikroaerofilik atau pertumbuhannya berada dibawah permukaan
tabung reaksi sedangkkan Bacillus Sp berbentuk anaerob atau pertumbuhannya pada dasar tabung reaksi.
Pada pewarnaan sederhana, yaitu pewarnaan yang
dilakukan dengan hanya menggunakan satu macam pewarnaan saja.Pada percobaaan
ini, pewarna yang digunakan adalah methylen blue. Adapun hasil pengamataan
yaitu padaa bakteri Escherichiacoli, setelah dilakukan pewarnaan dapat terlihat pada
mikroskop yaitu berbentuk streptococcus atau berbentuk bulat dan
berwarna biru. Sedangkan pada bakteri Bacillus Sp dapat dilihat
pada mikroskop yaitu berbentuk helical ( spiral ) atau memanjang dan berwarna kebiru-biruan.
Pada
pewarnaan gram, yaitu pewarnaan yang dilakukan untuk mengelompokan bakteri gram
positif dan gram negative.Pada percobaan ini, digunakan pewarnaan fuchsin,
Kristal violet, lugol iodine dan methylen blue. Adapun hasil pengamatan yaitu pada bakteri Escherichiacoli
yang telah diamati pada mikroskop menunjukkan bahwa bakteri tersebut merupakan bakteri gram
negative, selnya tipis berbentuk batang ( basil ). Sedangkan bakteri Bacillus
Sp menunjukkan bakteri seperti gram positif, membrane plasma mengelilingi
dinding sel, tumbuh berkelompok.
BAB VI
PENUTUP
VI. 1 Kesimpulan
A.
Bakteri
Escherichiacoli
Dari hasil pengamatan yang telah
diperoleh, bakteri Escherichiacoli memiliki ukuran small ( kecil ),
bentuk koloni bulat, berwarna putih keruh bersifat anaerob dan merupakan bakteri gram positif.
Sedangkan berdasarkan literatur yang dipakai bakteri Escherichiacoli
berbentuk basil, bentuk koloninya bulat
berukuran kecil ( small ), ada yang bersifat aerobik dan anaerob fakultatif dan
merupakan bakteri gram negatif, maka dapat disimpulkan bahwa hasil pengamatan
sesuai dengan literatur.
B.
Bakteri
Bacillus Sp
Dari
hasil pengamatan yang diperoleh, bakteri Bacillus Sp memiliki
ukuran besar dan memanjang berwarna putih keruh dan bersifat aerob, serta
merupakan gram positif. Sedangkan berdasarkan literatur bakteri Bacillus Sp berbentuk
spiral memanjang dan bersifat aerobik, serta merupakan bakteri gram
positif.
VI. 2 Saran
Saya sebagai praktikan sangat mengharapkan agar
alat-alat dan bahan yang ada dalam laboratorium dapat dilengkap agar praktikum
dapat berjalaan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Adam, syamsunir. 1992. DASAR-DASAR
MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI UNTUK PERAWAT .Jakarta ; EGC
Departemen Kesehatan RI.1979. FARMAKOPE
INDONESIA EDISI III.Jakarta ; Dirjen POM.
Putra, Rizani Oktanisyah. 2017. PENGUJIAN DAYA HAMBATAN ANTIBIOTIK PADA SEL BAKTERI.
Lampung ; Universitas Lampung.
Tim Penyusun. 2018. MODUL
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI. Makassar ; Akademi Farmasi Sandi
Karsa.
Komentar
Posting Komentar