PERCOBAAN IV “FAKTOR LINGKUNGAN YANG BERPENGARUH TERHADAP PERTUMBUHAN MIKROORGANISME”
PERCOBAAN IV
“FAKTOR LINGKUNGAN YANG BERPENGARUH
TERHADAP PERTUMBUHAN MIKROORGANISME”
OLEH
NAMA :FARMA
NIM :F-17073
KELAS : I
B
AKADEMI FARMASI SANDI KARSA
MAKASSAR
2018
BAB
I
PENDAHULUAN
I.1 latar Belakang
Mikrobiologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang makhluk
yang terlalu kecil untuk dilihat secara jelas dengan mata telanjang. Makhluk hidupnya sendiri disebut dengan
mikroba atau jasad renik atau mikroorganisme makhluk hidupnya sendiri disebut
dengan mikroba atau jasad renik atau mikroorganisme. Selain dari itu ada ahli bidang makhluk hidup
yang memisahkan antara mikroba dan virus. Sehingga menurut mereka definisinya menjadi
sebagai berikut. Mikrobiologi adalah
ilmu yang mempelajari mikroba dan virus mikrobiologi adalah ilmu yang
mempelajari mikroba dan virus (M.Hasyimi. 2010).
Secara
umum ada dua faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan bakteri yaitu
lingkungan dan zat hara. faktor
lingkungan seperti suhu Ph oksigen terlarut dan tekanan osmotic (Nelyano, Eri
Utami. 2002).
Dunia
mikroorganisme Terdiri dari 5 kelompok organisme bakteri protozoa virus serta
algae dan andalan dunia mikroorganisme Terdiri dari 5 kelompok organisme
bakteri protozoa virus serta Algae dan Cendawan mikroskopis mikroskopis. dalam bidang mikrobiologi kita mempelajari
banyak segi mengenai jasad-jasad renik ini
(juga dinamakan mikroba atau protista) :
di mana adanya ciri-cirinya kekerabatan antara sesamanya seperti juga
dengan kelompok organisme lainnya pengendaliannya dan peranannya dalam kesehatan
serta kesejahteraan kita (Jr.Michael J. Pelezar dan E.C.S. Chan.2006).
Peranan
mikrobiologi di bidang Farmasi cukup besar dengan mempelajari mikrobiologi ahli
Farmasi dapat membuat obat yang dapat mencegah menanggulangi atau memberantas mikroorganism
penyebab penyakit (peranan mikrobiologi di
bidang farmasi.pdf).
I.2 maksud tujuan dan prinsip percobaan
I.2.1 Maksud Percobaan
Maksud
dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan memahami faktor faktor
lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba maksud dari percobaan ini
adalah untuk mengetahui dan memahami faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi
pertumbuhan mikroba
I.2.2 Tujuan Percobaan
Tujuan
dari percobaan ini adalah untuk menentukan pengaruh suhu tekanan osmotik, ruang
UV dan pengaruh pH terhadap pertumbuhan bakteri
I.2.3 Prinsip Percobaan
Prinsip
dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
a.
Penentuan Pengaruh suhu terhadap
pertumbuhan dengan menggunakan medium PW dan medium NA dengan inkubasi selama 1
kali 24 jam pada suhu 37 derajat
celcius.
b.
Penentuan
pengaruh tekanan osmotik dengan menggunakan medium and a dengan penambahan NaCl
0,5% koma 3% 5% dan 15% dengan metode gores dan diinkubasi selama 1 kali 24 jam
pada suhu 37 derajat celcius.
c.
Pada
pengaruh sinar UV menggunakan Enkas dengan penentuan waktu 1 menit 5 menit dan
15 menit dengan penambahan bakteri sebanyak 0,1 ml.
d.
Pada
pengaruh pH digunakan medium PW dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi
menggunakan bakteri ecoli dan bacillus SP dengan penambahan CH3COOH asam dan
basa tempat pada pengaruh pH digunakan medium PW dan dimasukkan ke dalam tabung
reaksi menggunakan bakteri ecoli dan bacillus SP dengan penambahan CH3COOH asam
dan NaOH basa.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
II.1. Teori ringkas
Mikroorganisme
adalah jasad mikro yang tidak dapat terlihat oleh mata karena ukurannya sangat
kecil bahkan beberapa jenis diantaranya hanya terdapat dari satu sel. Contohnya bakteri hanya dapat diamati
sosoknya jika menggunakan alat bantu tertentu seperti mikroskop dengan
pembesaran hingga 1000 kali (Novizan.2002).
Faktor-faktor
lingkungan yang sesuai dengan kebutuhannya antara lain kelembaban ada tidaknya
udara aerobik atau anaerobik PH lingkungan tekanan osmotik suhu kandungan bahan
makanan dan kandungan bahan-bahan yang merusaknya (Tranggono, Retnoiswari.
2007).
A.
PH
Istilah PH adalah istilah kimia yang menunjukkan derajat
keasaman diberi angka 1 sampai dengan 14. PH 7 berarti Netral, lebih kecil dari 7 berarti bersifat asam, sedangkan lebih besar dari 7 berarti bersifat
alkali atau basa (Sulistyo, Budi dan Subiyanto Limanto.1997).
Kebanyakan mikroba tumbuh baik pada
pH sekitar netral dan PH 4,6 sampai 7,0 merupakan kondisi optimum untuk
pertumbuhan bakteri ,sedangkan kapang dan khamir tumbuh pada pH yang lebih
rendah (Fifendy, Mades dan M. Blomed.2017).
Ciri-ciri
beberapa indikator pH yang digunakan dalam mikrobiologi :
1.
Biru timol
2.
Biru bromfenol
3.
Merah metil
4.
Biru bromtimol
5.
Merah fenol
6.
Merah kresol
7.
Fenolftalein (Jr.Michael J.Pelezar dan E.C.S Chan. 2006)
Kebanyakan
mikroba tumbuh baik pada pH sekitar netral dan PH 4,6 sampai 7,0 merupakan kondisi
optimum untuk pertumbuhan bakteri sedangkan kapan dan khamir tumbuh pada pH
yang lebih rendah (Fifendy, Mades dan M. Blomed.2017).
Meskipun bisa tumbuh pada kisaran PH 3,5
sampai 7,5 bakteri A.xylinum
sangat cocok tumbuh pada suasana asam pH 4,3. jika kondisi lingkungan dalam suasana basa, bakteri
ini akan mengalami gangguan metabolism selnya. Oleh karena itu, apabila bibit rata ditumbuhkan
dalam botol yang sebelumnya dicuci dengan air deterjen dan pembilasnya tidak
bersih, maka bibit Nata akan sulit disembuhkan karena lingkungannya bersifat
basa (Pambayun, Rindit.2002).
Perubahan PH dapat menghambat pertumbuhan
organisme. Perubahan PH dapat dicegah
dengan menggunakan larutan penyangga (senyawa
atau pasangan senyawa yang dapat menahan perubahan PH) seperti KH2PO4 dan KH2PO4
yang merupakan kombinasi garam-garam fosfat ke dalam media (Lestari, Purwaning
Budi dan Triasih Wahyu Harfati.2017).
B.
Suhu
Suhu
merupakan salah satu faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan
mikroba. Setiap mikroba mempunyai suhu kisaran dan suhu optimum tertentu untuk
pertumbuhannya. Berdasarkan kisaran suhu pertumbuhan, mikroba dibedakan atas 3
kelompok sebagai berikut:
1.
Psikrofil ya itu mikroba yang mempunyai
kisaran suhu pertumbuhan 0 sampai 20 derajat Celcius.
2.
Mesofil yaitu mikroba yang mempunyai
kisaran suhu pertumbuhan 20 sampai 45 derajat Celcius.
3.
Termofil yaitu mikroba yang mempunyai
suhu pertumbuhannya di atas 45 derajat Celcius (Fadli, Sudiarto. 2017).
Pada
suhu rendah dibawah suhu minimum bakteri tidak berkembang biak bahkan ada yang
tahan sampai bertahun-tahun pada suhu minus 70 derajat Celcius tetapi bakteri
patogen pada manusia umumnya cepat mati pada suhu 0 derajat Celcius.
Semua bakteri baik yang patogen atau tidak
dalam bentuk vegetatifnya dalam 30 menit akan mati jika dipanaskan diatas suhu
maksimum.
C.
Pengaruh Tekanan Osmotik
Air
keluar masuk melalui proses osmosis, untuk
keberlangsungan hidupnya. Protoplasma
bakteri mengandung zat yang terlarut karena itu tekanan osmosis nya selalu
lebih tinggi bila dibandingkan air murni. Jika sel bakteri dimasukkan ke dalam
air murni akan terjadi mekanisme plasmolisis (bakteri dalam keadaan
menggelembung). Tetapi jika bakteri berada dalam larutan hipertonis akan
terjadi lepasnya plasma dari dinding sel menyebabkan kematian pada bakteri dan mekanisme tersebut
disebut plasmolisis.
D.
Cahaya
Cahaya mempengaruhi keberadaan
bakteri. Hal ini terjadi pada beberapa spesies cahaya matahari dapat menyebabkan kematian bakteri karena adanya ultraviolet
pemanasan matahari dapat kematian bakteri karena adanya ultraviolet. Selain itu sebagian besar Bakteri adalah
kemotrof sehingga pertumbuhannya tidak tergantung cahaya (Lestari, Purwaning
Budi dan Triasih Wahyu Harfati.2017).
Kebanyakan
mikroba perusak pangan merupakan mikroba mesofil , yaitu tumbuh baik pada suhu
ruangan atau suhu kamar. Bakteri patogen
umumnya mempunyai suhu optimum pertumbuhan sekitar 37 derajat celcius yang juga adalah
suhu tubuh manusia Oleh karena itu suhu tubuh manusia merupakan suhu yang baik
untuk pertumbuhan beberapa bakteri pathogen (Fadli, Sudiarto. 2017).
II.2.Uraian Bahan
- Alkohol
(FI edisi III halaman 65)
Nama resmi : AETHANOLUM
Nama lain : Etanol, alkohol
Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih mudah menguap,
mudah
bergerak , bau khas, rasa panas, mudah
terbakar,
dengan nyala api biru yang tidak berasap
Rumus molekul : C2H6O
Berat molekul : 46,07
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, di tempat sejuk
terlindung
dari cahaya, dan jauh dari nyala api
Kegunaan : Antiseptik
- Aquadest (FI edisi III halaman 95)
Nama resmi :
AQUA DESTILLATA
Nama
lain ; Aquadest, air
suling
Pemerian : Cairan jernih, tidak
berwarna, tidak berbau, tidak
mempunyai rasa
Rumus
molekul : (H2O)
Berta molekul : 18,02
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Kegunaan :
zat tambahan (pelarut)
- Asam asetat (FI edisi III halaman 41)
Nama
resmi : ACIDUM ACETICUM
Nama lain : asam asetat, asam cuka
Pemerian :cairan
jernih, tidak berwarna , bau tajam
Kelarutan
: dapat tercampur
dengan air dengan etanol (90%)p
Rumus molekul : C2H4O2
Berat molekul : 60,05
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan :
sebagai indikator asam
- Asam klorida (FI Edisi III halaman 53)
Nama resmi :
ACIDU HYDROCHLORIDUM
Nama
lain : Asam klorida
Pemerian : cairan tidak berwarna,
berasap, bau merangsang
Kelarutan
: larut dalam air
Rumus molekul : HCl
Berat molekul : 36,46
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Kegunaan :
sebagai indikator asam
- Natrium klorida (FI Edisi III halaman 403)
Nama resmi :
NATRI CHLORIDUM
Nama
lain : Natrium klorida
Pemerian : Hablur heksahedral, tidak
berwarna atau serbuk hablur
putih ; tidak
berbau rasa asin
Kelarutan
: Larut dalam 2,8
bagian air, dalam 2,7 bagian air
mendidih dan dalam lebih kurang bagian
gliserol p
Rumus molekul : NaCl
Berat molekul : 58,49
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai indikator
II.3 Klasifikasi Bakteri
1. Bakteri Eschericia coli
a.
Klasifikasi
Domain
: Baderia
Phylum : Proteobacteria
Class : Gammaproteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Family : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia coli
Spesies : E-coli
b.
Karakteristik dan Morfologi
Eschechia
coli adalah bakteri gram-negatif, bersifat anaerob fakultatif, berbentuk batang
berukuran panjang sekitar 20 nm dan lebar 0,25- 1nm, volume, volume sel 0,6-0,7
nm, tidak membentuk spora, dan motil flagella peritrikus
2. Bakteri Bacillus sp
a. Klasifikasi
Kerajaan :
Bacteria
Divisi : Firmicutes
Kelas : Bacilli
Bangsa : Bacillales
Suku : Bacillaciae
Marga : Bacillus
Jenis : Bacillus sp
b. Karakresiktik dan Morfologi
Ciri-
ciri Bacillus sp, yaitu bersifat mofil dan menghasilkan spora yang biasanya
resisten terhadap panas. Bakteri ini juga bersifat anaerob fakultatif untuk
beberapa spesies. Namun, ini juga bersifat aerob
BAB III
METODE KERJA
III.1
Alat dan Bahan
III.1.1 Alat yang digunakan
a.
Autoklaf
b. Erlenmeyer
c. Gelas kimia
d. Gelas ukur
e. Inkubator
f. Rak tabung reaksi
g. Spoit
h. Tabung reaksi
i. Timbangan
III.1.2 Bahan yang Digunakan
a. Air suling
b. Asam cuka
c. Asam klorida
d. Aluminium foil
e. Auret
f. Bakteri E-coli
g. Bakteri Bacillus sp
h. Indikator PH
i. Medium NA
j. Medium PW
k. Natrium Hidroksida
l. Natrium Klorida
III.2. Cara Kerja
A. Pengaruh Suhu
1.
Disiapkan alat dan bahan
2. Di timbang PW sebanyak 1,5 gram
dan medium NA sebanyak 2,8 gram
3.
Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer, pada medium PW dicukupkan dengan
aquadest 150 ml dan pada medium NA 100 ml
4. Dipanaskan dan di aduk sampai
homogen
5. di sterilkan di dalam autoklaf
pada suhu 1210C selama 15 menit
6. Dimasukkan kedalam tabung reaksi
sebanyak 9 ml
7. Dimasukkan bakteri E-coli dan
Bacillus sp ke dalam masing-masing tabung
sebanyak 0,1 ml
8. Dimasukkan ke dalam setiap ruang
uji dengan suhu yang berbeda yaitu
50C,
250C, 370C dan 500C selama 1x24 jam
9.
Diamati tingkat kekeruhannya
B. Pengaruh Tekanan Osmotik
1. Disiapkan alat dan bahan
2.
Ditimbang PW sebanyak 1,5 g dan medium NA sebanyak 2,8 gram
3. Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer,
dilarutkan dengan aquadest sebanyak
100 ml untuk PW dan 100 ml untuk medium NA
4. Dipanaskan dan di aduk sampai
homogen
5. Dimasukkan kedalam 4 cawan petri
dan di beri label bakteri E-coli dan
Bacillus sp
6.
Cawan yang berisi NA dimasukkan NaCl 0,5%, 3%, 5% dan 15% dan di
beri perlakuan dengan metode gores secara
zig-zag
7. Di inkubasi selama 1x24 jam pada
suhu 370C
C. Pengaruh Sinar UV
1.
Disiapkan alat dan bahan
2.
Ditimbang NA sebanyak 2,8 g dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer,
dipanaskan dan
di aduk sampai homogen
3.
Dimasukkan ke dalam cawan petri dan di garis dengan spidol
4. Di
beri label E-coli dan Bacillus sp
5.
Diinokulasi bakteri sebanyak 0,1 ml kedalam medium yang sudah di beri
label
6.
Dibungkus dengan plastik auret
7.
Dimasukkan kedalam enkas dan tentukan waktunya (1 menit, 5 menit dan
15 menit)
8.
Dikeluarkan dan diamati ada tidaknya pertumbuhan mikroorganisme.
D. Pengaruh PH
1. Disiapkan alat dan bahan
2.
Ditimbang pepton water sebanyak 1,5 g
3.
Di ambil 6 tabung reaksi di beri label dengan nama bakteri
4.
Dimasukkan PW ke dalam Erlenmeyer dan dicukupkan volumenya
sampai 150 ml
5.
Dipanaskan dan di aduk sampai homogeny
6.
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 9 ml
7.
Dimasukkan CH3COOH PH 3 (asam), NaOH hingga PH 9 (basa)
8.
Dimasukkan bakteri E-coli dan Bacillus sp ke dalam tabung reaksi
sebanyak 0,1 ml
9.
Di tutup mulut tabung reaksi dengan aluminium foil dan dimasukkan ke
dalam incubator selama 1x24
jam pada suhu 370C
10. Dikeluarkan dan diamati
tingkat kekeruhannya.
BAB IV
HASI PENGAMATAN
IV.1 Tabel Hasil Pengamatan
A. Pengaruh
Suhu
Medium
|
Suhu
|
Pertumbuhan bakteri
|
|
E-coli
|
Bacillus sp
|
||
PW
|
50C
|
Tidak ada pertumbuhan
|
ada pertumbuhan
|
250C
|
ada pertumbuhan
|
ada pertumbuhan
|
|
370C
|
ada pertumbuhan
|
ada pertumbuhan
|
|
500C
|
ada pertumbuhan
|
ada pertumbuhan
|
B. Pengaruh
Tekanan Osmotik
Medium
|
konsentrasi
|
Pertumbuhan bakteri
|
|
E-coli
|
Bacillus sp
|
||
NA
|
0,5%
|
Tidak ada pertumbuhan
|
Tidak ada pertumbuhan
|
3%
|
ada pertumbuhan
|
Tidak ada pertumbuhan
|
|
5%
|
Tidak ada pertumbuhan
|
Tidak ada pertumbuhan
|
|
15%
|
ada pertumbuhan
|
Tidak ada pertumbuhan
|
C. Pengaruh Sinar UV
Medium
|
Waktu
|
Pertumbuhan bakteri
|
|
E-coli
|
Bacillus sp
|
||
PW
|
1 menit
|
ada pertumbuhan
|
ada pertumbuhan
|
5 menit
|
ada pertumbuhan
|
ada pertumbuhan
|
|
15 menit
|
ada pertumbuhan
|
ada pertumbuhan
|
D. Pengaruh
PH
Medium
|
PH
|
Pertumbuhan bakteri
|
|
E-coli
|
Bacillus sp
|
||
NA
|
3
|
Tidak keruh
|
Tidak keruh
|
7
|
Keruh
|
Keruh
|
|
9
|
Tidak keruh
|
Tidak keruh
|
BAB
V
PEMBAHASAN
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan suatu mikroorganisme diantaranya suhu ph tekanan osmosis dan sinari
UV.
Pengaruh suhu terhadap pertumbuhan mikroba adalah
mempengaruhi laju reaksi enzim artis dan kimia di dalam sel semakin meningkatnya
suhu maka laju reaksi akan semakin cepat. Namun pada taraf suhu tertentu
komponen selatan mengalami kerusakan.
Pengaruh sehat terhadap pertumbuhan mikroba berkaitan
dengan kondisi asam atau basanya
lingkungan satu mikroba. Jika ph lebih rendah dari tujuh atau ph netral
berarti kondisi dalam keadaan asam.
Sementara itu nilai ph di atas 7 menunjukkan bahwa kondisi berada dalam keadaan
basa.
Faktor tekanan
osmosis berkaitan dengan seberapa tinggi konsentrasi zat terlarut seperti garam
gula dan substansi lain berada dalam suatu zat pelarut air.
Sinar
ultraviolet dapat menyebabkan terjadinya ionisasi komponen sel yang berakibat
menghambat pertumbuhan atau menyebabkan kematian
Dalam
percobaan ini medium NA di timbang sebanyak 2,8 gram yang dicampur dengan
aquadest sebanyak 100 ml kemudian dilarutkan dengan cara dipanaskan serta
disertakan dengan autoklaf dengan suhu 1210C dengan tekanan 2 atm
dan medium ini digunakan untuk pengamatan sinar uv dan pengamatan tekanan
osmotik.
Pada pada pengamatan pengaruh sinar
UV terhadap pertumbuhan mikroorganisme 3 cawan petri masing-masing dibagi dua
dengan spidol yang diberi label bakteri E-coli dan Bacillus sp
yang berisi medium NA kemudian masing-masing cawan ditambahkan sampel e-coli
dan Bacillus sp sebanyak 0,1
ml kemudian dibungkus dengan plastik auret dan dimasukkan ke dalam enkas dan data yang
diperoleh yaitu pada waktu 1 menit bakteri e coli mengalami pertumbuhan,
begitupun dengan Bacillus sp mengalami pertumbuhan. pada waktu 5 menit bakteri E-coli dan Bacillus
sp mengalami pertumbuhan begitupun pada waktu 15 menit keduanya mengalami
pertumbuhan.
Pada pengamatan pengaruh tekanan osmotik 4 buah cawan masing-masing dibagi dengan
spidol yang diberi label bakteri e- coli dan bakteri Bacillus sp
yang berisi NA kemudian masing-masing cawan ditambahkan NaCl 0,5% 3% 5% dan 15%. Setelah itu diinokulasi bakteri E-coli
dan Bacillus sp dengan metode gores dengan cara zigzag pada cawan petri
ditutup dan dibungkus dengan plastik auret lalu diinkubasi selama 1 kali 24 jam
pada suhu 370C kemudian diamati ada tidaknya bakteri yang tumbuh. Hasil
pengamatan yang diperoleh yaitu pada cawan yang ditambahkan nacl 0,5% bakteri E-coli
mengalami pertumbuhan sedangkan Bacillus sp tidak mengalami pertumbuhan
pada penambahan NaCl 5% bakteri E-coli dan Bacillus sp tidak
mengalami pertumbuhan sedangkan pada penambahan NaCl 15% bakteri E-coli
mengalami pertumbuhan sedangkan Bacillus sp tidak mengalami pertumbuhan.
Pada pengamatan
pengaruh PH dan suhu pertama-tama ditimbang pepton water sebanyak 1,5 gram dan
dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan dilarutkan dengan akuadest sampai 150 ml
kemudian dipanaskan dan diaduk sampai homogen kemudian dipanaskankan dan di
aduk sampai homogen. Kemudian disterilkan dengan autoklaf pada suhu 1210C
dengan tekanan 2 atm selama 15 menit. Setelah itu dimasukkan ke dalam 6 tabung
reaksi sebanyak 9 ml dan ditambahkan CH3COOH dan NaOH (untuk
percobaan PH).
Pada pengamatan pengaruh ph 6 tabung reaksi diisi dengan
medium pw sebanyak 9 ml dan ditambahkan dengan CH3COOH ( asam) dan NaOH
(basa) sebanyak 1 ml setelah itu dimasukkan bakteri E-coli dan Bacillus
sp ke dalam tabung sebanyak 0,1 ml dan di beri label pada tabung dengan ph 3,7
dan 9 pada masing-masing bakteri. Di sumbat mulut tabung reaksi dengan aluminium foil dimasukkan kedalam inkubator
dan di inkubasi selama 1x24 jam pada suhu 370C. Setelah di inkubasi dikeluarkan dan data yang
diperoleh yaitu pada ph 3, bakteri E-coli dan Bacillus sp p tidak
seru artinya tidak ada bakteri yang tumbuh pada ph 7 keduanya keruh artinya ada
bakteri yang tumbuh, dan pada ph 9 keduanya tidak keruh artinya tidak ada bakteri
yang tumbuh. Ph 3 menunjukkan asam, ph 7 menunjukkan kenetralan dan ph 9
menunjukkan basa dari pengamatan ini bakteri E-coli dan Bacillus
sp lebih menyukai kondisi yang netral atau basa dinamakan neutrofilik.
Pengaruh suhu terhadap pertumbuhan mikroba diisi tabung
dengan medium PW (pepton water) sebanyak 10 ml Kemudian ditambahkan bakteri E-coli
dan Bacillus sp sebanyak 0,1 ml kemudian diinkubasi sesuai suhu yang
berbeda yaitu 50C, 250C, 370C dan 500C
selama 1 x24 jam. Setelah itu diamati
ada tidaknya pertumbuhan bakteri dengan melihat tingkat kekeruhannya, semakin
keruh suatu medium dalam tabung reaksi semakin banyak bakteri yang tumbuh.
Adapun hasil yang diperoleh Pada pengamatan Pengaruh suhu terhadap pertumbuhan
mikroba adalah pada suhu 50C bakteri E-coli tidak mengalami
pertumbuhan sedangkan bakteri Bacillus sp mengalami pertumbuhan, pada
Suhu 25 derajat Celcius bakteri E-coli dan Bacillus sp mengalami
pertumbuhan pada suhu 370C E-coli dan Bacillus sp
mengalami pertumbuhan. Begitu juga pada suhu 500C bakteri E-coli
dan Bacillus sp mengalami pertumbuhan.
Adapun
faktor-faktor kesalahan yang dapat terjadi :
1.
Waktu menginkubasi bakteri melebihi batas waktu yang ditentukan sehingga
terjadi
kerusakan medium
2.
Kurangnya ketelitian pada saat mengamati tingkat kekeruhan
BAB VI
PENUTUP
VI.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam percobaan ini adalah
1. Pada pengamatan suhu, suhu 50C
tidak ada pertumbuhan pada bakteri E-coli dan
Bacillus sp. Pada suhu 250C kedua bakteri
mengalami pertumbuhan begitupun pada
suhu 370C dan suhu 500C.
2. Pengaruh tekanan
osmotik, pada NaCl 0,5% E-coli dan Bacillus sp tidak mengalami
pertumbuhan, dan 3%
E-coli mengalami pertumbuhan dan tidak pada Bacillus sp. Pada 5%
bakteri E-coli dan Bacillus sp dan pada 15% bakteri E-coli mengalami
pertumbuhan dan tidak pada Bacillus sp.
3. Pada waktu pengaruh
sinar UV ada 3 yaitu pada waktu 1 menit E-coli dan
Bacillus sp mengalamipertumbuhan .
Begitupun pada waktu 5 menit dan 15 menit.
4. Pada pengaruh PH untuk
PH 3 E-coli dan Bacillus sp di dalam tabung tidak keruh
(tidak terdapat
bakteri), pada PH 7 ada bakteri (keruh) dan pada PH 9 tidak keruh (tidak ada bakteri).
VI.2. Saran
Bimbingan dari
instruktur laboratorium masih sangat dibutuhkan agar dalam
praktikum kesalahan dapat
di hindari.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. FARMAKOPE INDONESIA
EDISI III. Jakarta :
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat Dan Makanan
Fadli, Sudiarto. 2017. MIKROBIOLOGI PANGAN. Yoyakarta: Kanisius
Fifendi, Mades dan M.Biomed.2017. MIKROBIOLOGI. Depok : ISBN
M, Hasyimi.2010. MIKROBIOLOGI KEBIDANAN. Jakarta: Buku Kesehatan
Jr.Michael, J.Pelczar.dan G.C.S Chan.2006. DASAR-DASAR MIKROBIOLOGI.
Jakarta :
Universitas Indonesia
Lestari, Purwaning Budi dan Triasin Wahyu Hartati. 2017. MIKROBIOLOGI
. Malang: ISBN
Murwani, Sri dan Dahliatul Qasimah. 2017. PENYAKIT BAKTERIAL.
Malang: UB Press
Nelyanto,Ari Utami.2002. KONTAMINASI BAKTERI. Pekanbaru: Universitas Riau
Novizan.2002.PESTISIDA.Jakarta
: ISBN
Pambayun, Rindit.2002. TEKHNOLOGI
PENGOLAHAN NATA DE COCO. Yogyakarta : Kansius
Putra, Rizani.2017. PENGUJIAN
DAYA HAMBAT. Lampung : Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan
Komentar
Posting Komentar